Sarjana Baru Lulus

Ini bulan ke-tiga 2020. Hari-hari terakhir satu hari sebelum April. Cukup lama waktu yang kubutuhkan untuk mengumpulkan nyawa membuka blog ini lagi. Bukannya so sibuk, tapi memang rasa ogah-ogahan lebih banyak dibanding ngeblog. Padahal hampir setiap hari buka laptop.

Ini tahun pertamaku setelah 2015 bukan lagi bergelar mahasiswa, tapi sudah SI. And how my feel afrer everything? Biasa saja. Malah sempat bingung mau apa setelah lulus. Lucu ya pas masih mahasiswa kayaknya punya banyak mimpi pas selesai kuliah malah bingung mau mulai darimana. setelah lulus di bulan Oktober, saya memutuskan menambah sebulan tinggal di tanah perantauan selama jadi mahasiswa sambil menunggu ijazah keluar. Desember awal pulang kampung, hal yang paling saya inginkan saat itu adalah liburan, ingin ke Jogja nyusulin temen disana sambil liburan, jalan-jalan ke kota yang sejak dulu memikat hati. Tapi apa daya, dompet tipis habis-habisan buat proses otw sarjana. Akhirnya pupus sudah harapan untuk jalan-jalan.

Kurang lebih 2 minggu dirumah, setelah itu balik lagi ke kota rantauan untuk mengisi amunisi berperang dengan dunia nyata. Dunia kerja katanya. Seminggu di sini hanya memasukan lowongan kebeberapa perusahaan, tapi masih belum baik nasibnya. hahaha. Baik mari kita lanjutkan petualangan. Sebelum pulang saya sengaja memasukan proposal magang ke salah satu perusahaan swasta yang sudah saya kenal sejak kuliah. Indonesia Stock Exchangge, begitu namanya, tapi orang-orang lebih sering menyebutnya IDX atau BEI atau Kantor Bursa. Setelah itu, karena menunggu proses saya memilih pulang kampung. menikmati waktu menunggu dirumah.

Awal Januari 2020, saya dipanggil kembali untuk memulai masa magang. Nah sejak itu, saya bukan lagi bergelar pengaguran, tapi anak Magang. kenapa saya memilih magang ketimbang langsung cari perusahaan lain dan kerja? pertanyaan ini sering ditanyakan teman sejawatku. alasannya akan ku beberkan disini, jangan beranjak, plisss... tunggu sedikit lagi.

Kalian tahu, setelah lulus rasanya kosong sekali, bingung, entahlah intinya kosong saja perasaannya, hilang arah. Akhirnya saya memilih magang untuk mengisi kembali otak sambil belajar menyesuaikan diri dengan jam kerja kantoran, bukan mahasiswa yang masuk sesuai jadwal kuliah. Kantor ini nyaman sekali, jadi pertimbanganku 3 bulan bukan waktu yang lama untuk belajar, karena segalanya akan menyenangkan.

Siapa yang tahu takdir akan seperti apa, siapa yang tahu Tuhan memberikan jalan kemana. Belum saja selesai masa magang itu, datang tawaran kerja dari salah satu sekuritas yang ada dikantor itu. Aku tidak mungkin menolak, aku penuhi semua syaratnya dan mengikuti serangkaian prosesnya. Aku sempat pesimis, lawan juangku ini adalah orang yang sudah direkomendasikan kali kedua oleh seseorang yang sudah lebih dulu ada di sekuritas ini, hanya dia dari kota lain. Tapi tidak, aku juga punya dua teman baik yang menyemangati. Aku juga punya kapasitas. Tuhan baik, baik sekali, aku diterima di kantor itu, tepat 2 bulan masa magangku.Bulan ke tiga, yang harusnya magang sekarang sudah jadi karyawan baru.

Aku jadi ingat, waktu itu aku masih semester 5, salah satu orang sekuritas ini datang ke kampusku, rapat dengan petinggi fakultas dan beberapa dosen serta staf dan aku beserta beberapa mahasiswa diundang ke rapat itu. "Kamu, sekarang semester berapa? tanya tamu itu, "semester 5 pak". Jawabku. Mau kerja di Sekuritas?" tanyanya lagi. "Mau pak" jawabku setengah kaget dan semangat." Oke, tahun depan lulus ya... biar bisa langsung kerja, nanti saya kirimkan berkasanya apa saja"

Percakapan singkat itu membuatku terpacu, rasanya ada semangat baru. Sayang saya tidak lulus tahun depannya. Saya melanjutkan kuliah hingga semester 9, bukan lulus di semester 7 seperti seharusnya. Aku sudah melepas harapan itu. Karena aku sendiri yang tak menepatinya. Bukan cuma itu juga, alih-alih orang itu menanyakanku lagi saat dia butuh orang untuk bekerja, dia malah menawarkan ke oranglain. Orang itu lebih dulu ingkar, dan karena kecewa, semangat lulus 7 semesterku luntur begitu saja. Tapi lihatlah kini, aku akhirnya bekerja di serkuritas itu, tentu saja tidak sekantor dengan yang menawarkanku dulu. Beda kota dengan jabatan Branch di kota kita masing-masing.

Lihatlah, orang itu tak menepati janjinya, tapi Tuhan sang maha baik dia menepati janji itu.
terimakasih, alhamdulillah.


MWD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tentang Ummi

HBI