DIA
Dia
Dialah seseorang yang ada tanpa kau minta.
Yang memikirkanmu lebih dari sekedar waktumu untuk mengingatnya.
Dia yang mampu meredam amarah nya. Meski kecewa berkali-kali tanpa kau sadari.
Ia sembuhkan lukanya tanpa kau tahu ia terluka.
Kau hanya tau dia baik-baik saja sebab sikapnya tak berubah sama sekali.
Padahal hatinya retak berkali-kali.
Tapi kau tak pernah menyadari.
Dia yang tak menyampaikan amarah nya meski kecewa membuat sesak nafasnya.
Ia hanya cukup tersenyum, lalu menelan pahitnya kekecewaan.
Dia yang merasa kehilangan bahkan ketika kau tak memikirkannya.
Dia yang mungkin tak kan kau temui lagi.
Kau tak ingin bertemu denganya? Untuk sekedar berkata sayonara?
Atau sekedar menyapanya lewat tulisanmu yang maya?
Ia tak pernah mengharap maaf atas segala lukanya.
Tapi kau tak pernah menyadari.
Dia yang tak menyampaikan amarah nya meski kecewa membuat sesak nafasnya.
Ia hanya cukup tersenyum, lalu menelan pahitnya kekecewaan.
Dia yang merasa kehilangan bahkan ketika kau tak memikirkannya.
Dia yang mungkin tak kan kau temui lagi.
Kau tak ingin bertemu denganya? Untuk sekedar berkata sayonara?
Atau sekedar menyapanya lewat tulisanmu yang maya?
Ia tak pernah mengharap maaf atas segala lukanya.
Atau segala kecewanya. Tidak! Sama sekali tidak.
Sebab ia memaafkanmu tanpa kau minta.
Ia pun tak meminta kembali padamu waktu yang telah ia berikan tanpa kau minta.
Ia hanya ingin pamit.
Dan memohon maaf jika ia tak kan kau temui lagi.
Itu saja.
Ia pun tak meminta kembali padamu waktu yang telah ia berikan tanpa kau minta.
Ia hanya ingin pamit.
Dan memohon maaf jika ia tak kan kau temui lagi.
Itu saja.
~MWD~
8 Januari 2018
Komentar
Posting Komentar