Hai, ini sudah 2025. 

Sudah setengah tahun berlalu.

Tiba-tiba saja ingat kalau punya blog dan belum menyapa ditahun ini. Maaf sepertinya minat bacaku menurun sekali, apalagi minat menulis tentu saja sudah hampir habis. Walaupun aku masih menulis kalimat singkat dimedia sosialku. Aku bahkan membeli beberapa buku dan novel baru awal tahun ini, namun sampai pertengahan tahun belum ada satupun yang aku sentuh. 

Jika kamu bertanya bagaimana kabarku, mungkin dari gambaran singkat itu sudah sedikit terlihat ya. ya hidupku sedikit berantakan. walaupun itu bukan hal baru, namun sepertinya tahun kemarin lebih berwarna. Kerjaanku jelas padat merayap sampai tidak cukup waktu untuk menyelesaikannya kadang. Tapi jelas bukan itu "Berwarna" yang aku maksud. Aku selalu bingung harus memulainya darimana, karena akupun bingung darimana sebenarnya ini bermula. 

tapi hatiku saat ini sedang tidak cukup baik untuk menjelaskannya secara detail. Aku sedang sedikit kacau, atau mungkin bukan sedikit. Beberapa hal disana sangat menyenangkan, aku tidak akan adil jika menuliskannya dengan kondisiku yang sekarang. 

Tapi aku hanya ingin sedikit bercerita dan mungkin ini akan agak kesana kemari. Aku saat ini sedang ada dikantorku, bekerja seperti biasanya. Walaupun aku sedang hancur, tapi profesional kerja tidak bisa aku kesampingkan. Aku mencuri sedikit waktu untuk menuliskan ini karena sedang agak senggang saja, tapi semoga itu tidak merusak profesional yang ku maksud tadi. Aku sedang sengaja membuka pesan-pesan lama dari seseorang yang kini aku bahkan tidak tahu lagi kabarnya. Aku melihatnya dari awal sekali, dari perkenalan itu bahkan baru dimulai. Komunikasi yang sangat sehat, lucu dan penuh plottwist. Entah mengapa aku malah hanya tersenyum lalu air mataku jatuh begitu saja. Sesekali tertawa canggung lalu bergumam, "ternyata dulu kita selucu ini " tentu dengan air mataku yang masih menggenang dipipi. Lalu berikutnya aku bergumam, "kemana kamu yang dulunya yakin dan berusaha meyakinkan aku untuk ikut dalam perjalanan ini?" aku segera menutup rentetan pesan itu, dadaku sesak sekali. Namun sayangnya aku membukanya setiap hari dan mengulangi hal itu terus menerus. Entah apa yang sedang aku cari, menghibur diri mungkin, mencoba mencari hal yang dulunya menyenangkan namun nyatanya aku justru menangis membacanya. 

Aku sedang mencari sebenarnya siapakah yang  berubah disini atau mungkin aku sedang mencoba mengenali lagi orang yang sekarang sepertinya tidak lagi kukenali. Aku mencoba mencari komunikasi apa yang pernah dulunya kita gunakan untuk membuat dua orang beriringan yang sekarang komunikasi itu justru membuat dua orang ini berselisih terus-menerus. Aku tidak sedang menyalahkan atau membenarkan siapapun. Aku hanya mencoba memahami semuanya secara utuh karna aku masih menaruh  harapan pada perjalanan ini. Walaupun tidak ada narasi apapun yang diberikan untuk membuatnya utuh. Bahkan hingga kini masih bungkam entah sampai kapan. Aku memahami bahwa mungkin cara penyelesaian kita berbeda, namun diam tanpa batas itu juga tidak baik. Akulah yang memberinya waktu dan kesempatan itu, tapi bahkan hingga kini tidak ada sepatah katapun untuk meyakinkan kalau kita masih dijalan yang sama. Mungkin kita butuh beristirahat sejenak, tapi kalau seperti ini mungkin dia lebih nyaman membuatku kebingungan dan kesakitan tiap hari dibanding mengatakan kita masih dijalan yang sama, hanya beri sedikit waktu untuk menyelesaikan ini. Aku jelas lebih bisa memahami itu dibandingkan dengan ini, tidak dilepaskan tapi juga tidak dipertahankan. Saat kepalaku penuh dengan semuanya dan mencoba menyampaikan apa yang ada dikepalaku justru dia mengiyakan tanpa kalimat apapun yang meyakinkan masih akulah tujuannya. Jangankan menyakinkan bahkan upaya menenangkan saja tidak ada. 

Aku makin kebingungan, ataukah mungkin sebenarnya bukan sifat dan sikapnya yang berubah, tapi mungkin perasaannya. Aku kira aku akan diusahakan tapi ternyata untuk sekedar kalimat menenangkan saja aku tidak mendapatkannya. 

Bukan hanya itu, setiap kali aku menyampaikan apa yang aku rasakan agar hubungan ini bisa berjalan tanpa ada yang mengganjal sedikitpun dan komunikasi bisa berjalan dengan baik sayangnya aku dianggap memulai lagi masalah, alih-alih dia menyelesaikan masalah itu atau menenangkan aku, dia justru seperti tidak ingin menanggapi apapun itu dan memilih menghindari komunikasi itu. Jujur aku makin tidak paham lagi apa yang sebenarnya sedang aku pertahankan disini. 

Tapi mungkin begitulah, manis diawalnya saja kan ya. 

Masih banyak hal lagi yang sebenarnya ingin aku ungkapkan, tapi sepertinya aku tidak bisa melanjutkannya. Hatiku patah, jadi maaf ceritanya harus patah juga disini.

Dan ya, sampai berjumpa lagi ya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIA

Hai 2021