Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Bolehkan Aku Membenci?

 Sekarang pada semua yang ada, dimanapun. Apakah aku salah jika aku membenci keadaanku saat ini? Lingkungan sekitarku? Hidupku?. Tuhan, boleh aku membenci semua ini?  Aku bahkan seperti tak menemukan diriku sendiri.  Aku kehilangan banyak hal, cara tertawa, selera humor, teman, dan semua yang dulunya pernah kumiliki. Aku bisa tertawa, tapi aku mengenali kepalsuan pada diriku sendiri.  Aku tahu bagaimana kesepian ini lebih penuh dari apapun. Coba lihat, padahal tak ada satupun yang salah pada apapun yang ada.  Tapi aku lebih tak suka pada apapun saat ini. Tak ada yang berarti, apa dan siapa. hambar. Aku tak mengerti ini Fase apa, atau akan ku namai apa. Aku bahkan tak tertarik untuk jatuh hati lagi, meski tak sedang mencintai apapun.   MWD 2020, September

Ini Tentang Ummi

Ini tentang Ummi…. Ummi… katanya cewek ga bagus ya kalau gendut? Kata ummi, aku tidak boleh lebih gendut atau lebih kurus, karena begini sudah bagus. Tapi aku merasa perlu kurus sedikit lagi ummi.. aku merasa agak gendut. Boleh ya? Tapi bagaimana bisa, setiap kali niat untuk tak makan malam. Ummi pasti kasih makanan terus. Ya sudah ku makan saja.hehheh... Oh iya… kari ayam dan martabak telur buatan ummi juga enak. Mekipun perutku sudah kenyang akibat lebaran hari itu tapi makanan dari ummi tak mungkin tak kumakan. Meski setelah makan, perasaanku jadi sedih karena ingat rumah. Ingat mamaku ummi. Tapikan ummi pernah bilang aku harus menganggap ummi seperti mamaku ya? Sejak itu aku menganggpnya demikian. Meskipun aku tidak pernah mudah menerima orang baru dihidupku, tapi dengan ummi, aku menuruti itu. Mungkin karena ini baru pertama kalinya aku tinggal sendiri, dengan sambutan baik ummi, itu menguatkan aku. Meskipun akhir-akhir ini aku suka nangis tengah malam tanpa sebab, mungk...

Tentang Memberi

Kita bisa memilih apapun untuk diberikan, tapi penerima tak bisa memilih apapun saat diberi. Suka atau tidak, ia akan menerima.  *ini bentuknya sesuatu (barang,makanan), bukan perasaan. Aku lupa tepatnya kapan, aku hanya sedang sibuk berbelanja keperluan di sebuah mall di kota ku. Kau tau kan aku baru saja tinggal disebuah rumah kos? ya aku belanja banyak keperluan baru mengisi tempat baruku itu. di sisa menit sebelum pulang, aku melihat sebuah kue, entah kenapa aku mengingat ibu kos ku. Tidak ada hujan dan angin ribut, ku beli saja dengan niat memberikannya kepada ibu kost ku. Setelah pulang, aku mengetuk pintu rumah ibu kost itu dengan mengucap salam. Tiga kali memberi salam taka da satupun suara menyahut dari dalam. Baik, aku akhirnya memilih kembali ke kosku. Belum saja aku sampai, anak nya, seorang lelaki yang tak mungkin ku sebut namanya, apalagi ku katakan sebut saja mawar, dia membuka pintu belakang dan berkata “kamu tadi yang didepan?” “iya” jawabku sambil ber...

Selamat Datang, Ini Tempatku yang Baru

Selamat datang, ini tempatku yang baru.  Tempat ini kurang lebih berada ditengah kota, sedikit melipir ke lorong-lorong, bukan dijalan utama. Aku menemukan tempat ini tanpa sengaja. berawal dari rencanaku untuk hidup mandiri, sendiri, indekos kata anak muda. Mencari kosan secara acak, masuk ke lorong-lorong yang dekat dari kantor, lalu random melihat-lihat. Tidak sengaja melihat plang nama kosan, yang kosannya tidak terlihat dari halaman depan. Hanya terlihat rumah besar kokoh. Aku ragu, jangan-jangan hanya pemiliknya yang ada di sini tapi rumah kosnya entah dimana. Tapi saat itu aku bersama seorang teman, dia bilang "coba saja dulu". Dengan ragu aku mulai menulis nomor telpon yang terpampang bersama plang nama kos itu di ponsel genggamku. Nada sambung berdering di ujung sana, setengah ragu aku menunggu suara jawaban. Seorang ibu, mengangkat telponku dengan ramah, mempersilahkan aku masuk dan melihat rumah kos yang dikontrakan. Aku beradu pandang dengan kawanku, bingu...